Pake Armband atau Smartwatch Lari?
Ribet sih lari sambil petenteng hp di tangan. Resiko jatuh sama gak praktis juga ada. Akhirnya, teknologi dan kreativitas manusia memberikan kita pada dua pilihan: Armband dan Smartwatch.
Berikut saya kasih gambaran plus minus masing-masing pilihan
Armband, eh salah, ini Armada Band |
Kelebihan:
+ Murah (banget)
+ Gak perlu setting macam-macam di gadget
+ Gak perlu di charge (he he)
Kekurangan:
- Susah memantau statistik saat lari
- Beberapa produk plastik depannya terlalu tebal, sehingga touchscreen HP gak bisa dipakai saat di dalam armband
- Pada kondisi lari jarak jauh, armband dengan hp di tangan membuat lengan pegal.
- Daya tahan produk yang kurang. Plastiknya sobek lah, perekatnya lepas lah, sampe jahitannya lepas juga ada
GARMIN Foreruner |
Kelebihan:
+ Praktis, memantau statistik secara real time. Tinggal liat pergelangan tangan aja
+ Ringan
+ Bisa dipakai buat keseharian
Kekurangan:
- Mahal. Rentang harga kisaran 2-4 juta rupiah.
- Mesti di sync ke hp setelahnya untuk melihat statistik secara keseluruhan dan memasukkan ke dalam aplikasi lari.
- Kadang lupa nge charger baterainya, di tengah lari, baterai habis.
Dari semua kekurangannya armband, sebenarnya masih bisa kita akali sih. Kalau ingin memantau statistik, ya mbok yo berhentilah berlari sebentar. Kendorkan armband, liat sekilas statistiknya, kibas-kibaskan tangan buat ngurangin pegel. Kalo sudah ada yang robek atau jahitannya lepas, tinggal lem biru, lempar beli yang baru. Harganya juga terjangkau kok.
Untuk smartwatch juga. Sync ke gadget kalo sudah terbiasa, gak bakalan jadi masalah kok. Selalu pantau daya baterai sebelum berlari. Kalo mahal, makanya nabung dulu. Saya sendiri make Smartwatch paling murah, Amazfit Bip, seharga 800 ribu'an, kalo sekelas Garmin, Suunto, atau Nike Apple Watch, gak kuku, gak kuat. Review Amazfit Bip ada di sini
Intinya, kembali pada pilihan masing-masing, mau murah, tetapi tidak praktis, tapi masih bisa disiasati ada. Praktis, tetapi lebih mahal juga ada.
0 comments