Catatan Borobudur Marathon 2019
Borobudur Marathon 2019 bagi saya adalah: Virgin Half Marathon
Half Marathon adalah sebuah pilihan saat mendaftar. Datang ke Magelang tanpa pernah menembus 21 km, Jarak terjauh pun hanya 15 km. Ragu saat memulai race? Ya. Tapi saya datang dengan kepercayaan diri: 15 km dalam 1 jam 16 menit. Sisanya, jika menurunkan pace ke 6:00 pun, Sub-2 bisa diraih.
Memasuki kompleks area Candi sekitar pukul 4.30 pagi, bersama Pelari lain yang berkumpul untuk satu tujuan. Sambil menatap pintu masuk, mata sebenarnya berkaca-kaca. Latihan berbulan-bulan, pegel kaki, haus, panas, hampir menyerah, sebenarnya gw lari buat apa? Akhirnya sampai disini juga. Untung saat itu masih agak gelap, jadi gak ada yang melihatnya, sedikit tetesan air mata.
Mulai start dari posisi hampir di belakang, karena antri dulu di toilet untuk mengosongkan kantong kencing yang terus bertambah penuh. Bisa dibayangkan startnya?
Pace turun naik. Lari zigzag mencari celah untuk maju ke depan. Kadang sampai turun ke samping jalan, jalur rerumputan, kadang batu-batuan. Lebih ke lari fartlek daripada race.
5 km terlewati dengan pace yang campur aduk. Di km 7 berhasil melewati pacer. Ya Allah, baru pacer 2:30. Mana pacer 2:00???
Km 9, ada putri kecil ku yang ternyata nungguin di depan gang penginapan kami. Rute Half Marathon melewati daerah situ. Sedikit bersemangat dengan dukungan orang tercinta. Gas lagi.
Jam bergetar menunjukkan km 10 sudah terlewati. Menengok catatan waktu. Hampir tidak percaya. 1 jam 4 menit!!! Hampir 12 menit melebihi waktu standar 10K. Hati mulai goyah.
Di km 13, wassalam. Bensin saya benar-benar habis. Saya jalan kaki. Telapak kaki kesemutan. Masalah klasik yang belum nemu penyebabnya.
Km 13 hingga 18, saya selang-seling lari-jalan-jalan-jalan-lari. Jangan lupa tanjakan Km 17,5 yang begitu gila nanjaknya itu. Jangankan lari, Jalan pun gak sanggup.
Dengan pace di atas 7, yang bahkan lebih lambat dari Recovery run, aku merasa gagal.
Km 18, sudah 1 jam 58 menit. Sub-2 udah pasti lepas. Aku mau nangis. Aku berlari sambil menghitung, kuat, kuat, 3 km lagi, habis in semua, gas, bisa!!!
Subuh sebelum ke venue, ada janji sama istri. Ketemuan di dekat garis Finish. Tapi kalo lewat jam 8 pagi gak ketemu juga, dia pulang, nunggu di penginapan aja.
Dan sekarang sudah jam 7:30, kalo terus jalan, gak keburu. Saya menguatkan kaki untuk terus berlari.
Terus berlari, berlari, berlari memaksakan diri. (saya minta maaf buat seorang kawan Pelari yang mungkin kram di dekat pintu masuk borobudur, dia jalan agak terpincang. Maaf kemaren gak bisa bantu mapah, bantu buat jalan, saya ada janji. Sampai sekarang, masih merasa bersalah dengan dia)
Saya masih berlari.
Memasuki kompleks candi Borobudur.
1 km terakhir.
"Ayoooo, 1 km lagi". Aku berteriak sambil menyemangati diri sendiri dan Pelari lain.
Seorang Pelari cewek ngomong. "Masih 1 km ya, yah, udah lewat 2 menit ini lho ini dari target ku"
Mbak, aku iki lewat wes 15 menit lo dari target aku.
Masih 1 km lagi.
1 km lagi.
Aku terus memaksa kaki melangkah.
Yap. Itu dia garis Finish.
Eh, itu garis Finish 10K. Ya Allah, dimana garis Finishnya???
Kaki terus melangkah.
Alhamdulillah. 21km terlewati. Aku langsung berhenti.
Ttassssttt. Paha kanan tiba-tiba tertarik. Nyeri. Sambil berjalan terpincang, ku hampiri seorang anak muda dengan baju betuliskan medis.
"Kenapa, Mas?"
"Ketarik kayaknya"
Dibawa ke tenda medis. Memforsir diri di 3 km terakhir benar-benar menyiksa kaki. Spray, diregangkan, pijat-pijat. Masih kencang sih. Bersyukur gak saat race ini kaki errornya.
Pinjem HP anak muda tadi buat nelpon. Gak ada pulsa. Untung ada kuota. Nelpon WA istri. Katanya dia gak bisa berangkat ke venue, Jalan di tutup. Gak ada akses transportasi. Ya udah, gak papa, pasca ngambil refreshment, pisang yang besar sekali, 1 botol isotonik, 1 botol air mineral, finisher medal, tanpa foto-foto, saya kembali ke penginapan.
Kembali ke anak dan istri tercinta.
1 comments
tulisanya sangat menginspirasi, terimakasih telah berbagi
ReplyDelete