Hari itu jadwalnya adalah Recovery 8,5 km. Toh, karena cuma Recovery, gak ada target yang dikejar. Karena kemarin sukses berlari di irama 180 spm, aku putuskan buat Recovery pada irama 180 spm juga (gila, Recovery malah mau kayak race)
Pemanasan, set metronome ke 90 bpm, start.
Gak ada masalah hingga km 3. Irama teratur, walau pun stride -jangkauan kaki- menjadi pendek. Kemudian semakin lama, bagian atas belakang tumit makin mengeras. Makin lama, makin terasa berat untuk digerakkan. Aku menyerah di km 5,3.
Selanjutnya cuma berjalan kaki 2,5 km buat pulang. Jauh. Target tidak tercapai.
Evaluasinya sederhana. Cadence terlalu cepat.Aku mestinya sadar kalau naikin cadence gak boleh langsung melonjak jauh. Sudah ditulis sebenarnya di postingan sebelumnya di sini. Tapi ya ngeyel karena saat uji coba cadence 180 spm pada lari tolak Ukur sebelumnya, berhasil dilewati tanpa ada masalah.
Target kenaikan cadence maksimal 5% dari rata-rata yang sebelumnya. Dengan irama punya ku yang sebelumnya 168, mestinya kenaikan cadence sebesar 8, jadi maksimal 176, itu pun maksimal banget. Itu pun mestinya dinaikkan secara bertahap, 2-5 langkah dulu naiknya. 172 padahal sudah cukup. Ya ngeyel. Nyeri. Cedera. Dari gejalanya, kayaknya Tendinitis Achilles.
Ya udah, istirahat dulu. Untungnya jadwal lari Minggu itu sudah selesai. Tinggal Recovery, bawa sepedaan aja.
Nyiapin es juga nih buat kompres.
Ya udah, sampai nanti.
(sekarang kalau Recovery gak pake acara cadence - cadence'an, karena Recovery adalah lari santai, se santuy nya, tanpa beban, buat memulihkan kembali kondisi otot, jadi, you must forget All about cadence).